Gagal Berkali-kali, Freelancer Ini Ubah Nasib Lewat Platform Sribu

2 minutes reading
Friday, 13 Jun 2025 04:55 0 2 Redaksi

Bandung, 13 Juni 2025 — Gagal menang kontes berkali-kali tak membuat Apriyadi, freelancer desain interior asal Bandung, menyerah. Justru dari kegagalan demi kegagalan itulah ia menemukan jalan hidup sebagai freelancer profesional melalui platform digital Sribu.com.

Pada tahun 2015, Apriyadi memberanikan diri membuka usaha sendiri di bidang produksi interior untuk rumah tangga, unit apartemen, hingga kafe. Namun, perjalanan tidak selalu mulus. Usahanya perlahan sepi peminat dan sulit bersaing dengan pemain besar di industri.

“Kalau hasil produk furniture custom saya sulit diapresiasi konsumen, mungkin desainnya bisa jadi jalan keluar agar lebih dihargai,” kenang Apriyadi.

Titik balik muncul ketika ia menemukan Sribu.com, platform yang menyediakan kontes desain bagi klien dengan freelancer dari berbagai bidang. Meski sempat hampir menyerah karena berkali-kali gagal menang kontes, Apriyadi terus mencoba hingga akhirnya memenangkan kontes pertamanya, desain booth untuk PT Data Enzim Cahaya Sintesa.

“Saya hampir berhenti ikut kontes. Tapi akhirnya saya menang di kontes booth Data Enzim, perusahaan yang membuat sistem dan aplikasi untuk kesehatan. Itu kontes yang tidak akan pernah saya lupakan. Setelah itu, saya mulai rutin menang hampir setiap bulan,” ujarnya.

Ia menetapkan target sederhana namun konsisten: setidaknya satu kemenangan setiap bulan dan target itu berhasil ia capai. Berkat dedikasinya, saat ini Freelancer dengan username @Apriyadi92 ini mampu meraih penghasilan hingga dua digit setiap bulan.

Tak hanya menjadi freelancer senior di Sribu, Ia juga berhasil meraih penghargaan “Freelancer of the Year” di SRIBUFEST 2024, ajang penghargaan freelancer terbesar di Indonesia. Ia pun aktif di komunitas Sribu, menjadi pembicara dalam berbagai bootcamp dan kegiatan pengembangan komunitas.

CEO Sribu, Ryan Gondokusumo, mengatakan bahwa kisah Apriyadi mencerminkan semangat yang ingin dibangun oleh ekosistem Sribu.

“Pertumbuhan jumlah freelancer di Sribu saat ini sangat pesat. Di saat yang sama, makin banyak orang di luar sana yang membutuhkan akses terhadap pekerjaan yang fleksibel dan berkelanjutan. Kami berharap dapat menjadi jembatan yang bisa membantu lebih banyak orang untuk berkembang dan mendapatkan penghidupan melalui dunia digital,” ujar Ryan.

Selama hampir satu dekade, Freelancer Apriyadi menyaksikan langsung evolusi Sribu dari platform desain menjadi ekosistem jasa digital yang jauh lebih besar, termasuk jasa video, penulisan, bahkan konsultasi pribadi.

“Sribu bukan cuma tempat cari kerja. Ini tempat berkembang. Saya bangga jadi bagian dari transformasi Sribu selama hampir 10 tahun ini,” tambahnya.

Dengan semangat berbagi, Apriyadi berharap kisahnya bisa menginspirasi para freelancer pemula untuk tidak menyerah.

Artikel ini juga tayang di vritimes

Featured

Recent Comments

No comments to show.
LAINNYA